Senin, 12 Juli 2010

MENDAHULUKAN SAUDARA

Membantu orang lain yang kesusahan disaat kita juga sedang membutuhkan rasanya memang sulit. Tetapi disitulah letak pahala yang besar, asal dibarengi dengan niat yang ikhlas. Terkadang kita egois, “saya aja masih butuh, gimana mau membantu? Lebih baik saya selesaikan dulu kebutuhan saya baru membantu orang lain…” seperti itulah kira-kira kalau kita diminta pertolongan oleh saudara atau teman dan tetangga. Manusiawi memang sebagai makhluk individu kita memiliki sifat seperti itu mendahulukan kepentingan kita baru kepentingan orang lain. Tetapi lebih tidak manusiawi ketika ada saudara yang sangat-sangat membutuhkan pertolongan kita namun kita mengabaikan begitu saja tanpa ada rasa iba. Dimana letak rasa kemanusiaan kita jika kita menolak, yah kita memang harus bijak. Kita harus punya skala prioritas, jika kebutuhan saudara kita itu lebih banyak manfaat untuk dirinya maka kita harus mendahulukannya. Tetapi jika banyak mudharatnya lebih baik jangan.Mendahulukan kebutuhan saudara kita daripada kebutuhan kita sendiri itu disebut itsar. Untuk berlaku itsar itu sangatlah sulit. Banyak kisah tentang itsar yang dipraktekkan di zaman Rasul dan para sahabat, yang mungkin bisa menjadi teladan buat kita.


Sungguh berbeda dengan para Nabi, Rasul dan sahabat. Mereka mempunyai rasa itsar yang luar biasa, bukan hanya harta benda yang mereka berikan kepada saudaranya bahkan istri merekapun rela mereka berikan kepada saudaranya yang lain. Tetapi sungguh saudara yang ditawarkan juga mempunyai rasa........


Yang menjadi pertanyaan ikhlaskah kita ketika memberikan sesuatu atau pertolongan kepada saudara kita? Hal ini yang masih sulit untuk dipraktekkan, mungkin kalau memberi saja gampang,,, apakah kita tidak akan mengungkitnya? Nah itu yang sulit untuk dijawab, karena biasanya kalau kita memberi pertolongan atau sesuatu kepada saudara kita maka kita sering mengungkitnya ”kalau bukan karena pertolongan saya tidak mungin dia bisa sukses seperti sekarang...” atau itu kan mobil yang saya pinjamkan kemaren, kalau saya pinjemin gak bakal dia bisa berangkat ke rumah orangtuanya yang sedang sekarat....” dan masih banyak lagi kata pedas yang menyakitkan.


Mendahulukan saudara memang sulit apalagi disaat kita sedang membutuhkan. Kita pasti mendahulukan kepentingan kita dahulu tidak perduli bagaimana kondisi saudara kita. Mendahulukan saudara diatas kepentingan kita (itsar) memiliki pahala yang besar karena pengorbanannya juga besar. Bayangkan kita mengorbankan kepentingan kita demi saudara yang kita cintai karena Allah tentunya. Bukankah itu hal yang sangat sulit wajar bila ganjaran pahalanya juga besar. Pengorbanan yang besar akan mendapatkan pahala yang besar pula jika dibarengi dengan keikhlasan hanya karena Allah semata. Semakin besar pengorbanan yang kita berikan maka semakin besar pula pahalanya. Semakin sulit situasi yang kita hadapi maka semakinbesar pula ganjaran pahalanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar